Musik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas latihan banyak atlet. Dari pusat kebugaran hingga lintasan atletik, dentuman lagu energik kerap mengiringi setiap gerakan. Namun, lebih dari sekadar hiburan, musik ternyata memiliki pengaruh fisiologis dan psikologis yang signifikan terhadap performa latihan. Artikel ini membahas hasil riset tentang bagaimana musik memengaruhi sesi latihan atlet, baik dari sisi fisik maupun mental. Berikut dalam artikel ini kita akan membahas tentang Riset pengaruh musik dalam sesi latihan atlet.
Musik dan Aktivasi Sistem Saraf
Ketika musik dengan tempo cepat dan ritme kuat diputar selama latihan, tubuh cenderung:
-
Meningkatkan aktivitas motorik
-
Mempercepat respons sistem saraf simpatis
Akibatnya, atlet merasa lebih termotivasi, lebih fokus, dan siap untuk melibatkan diri dalam latihan intens.
Pengaruh Musik terhadap Kinerja Fisik
Beberapa riset yang dilakukan oleh universitas olahraga internasional menunjukkan bahwa musik bisa:
-
Meningkatkan daya tahan
Atlet yang mendengarkan musik selama latihan kardio (seperti lari atau bersepeda) mampu bertahan lebih lama dibanding yang berlatih dalam keheningan. -
Menurunkan persepsi kelelahan
Musik membantu mengalihkan perhatian dari rasa lelah atau ketidaknyamanan fisik, sehingga latihan terasa lebih ringan. -
Meningkatkan tempo gerakan
Musik dengan ritme yang sesuai dapat membantu atlet mempertahankan kecepatan gerakan atau repetisi latihan secara konsisten.
Namun, efek ini sangat bergantung pada jenis musik yang dipilih serta preferensi pribadi atlet itu sendiri.
Musik dan Kinerja Psikologis
Musik juga memainkan peran penting dalam stimulasi mental dan pengendalian emosi. Dalam banyak kasus, atlet yang mendengarkan musik sebelum dan selama latihan mengalami:
-
Peningkatan mood dan semangat
-
Pengurangan kecemasan atau stres
-
Fokus mental yang lebih tajam
Efek psikologis ini sangat penting, terutama saat atlet menjalani fase latihan berat atau ketika motivasi sedang menurun.
Jenis Musik dan Efektivitasnya
Tidak semua musik berdampak sama. Riset menyarankan bahwa:
-
Musik dengan tempo 120–140 BPM cocok untuk latihan kekuatan atau HIIT (High-Intensity Interval Training).
-
Musik dengan beat lembut dan lirik positif lebih cocok untuk pemanasan atau pendinginan.
-
Lagu yang familiar dan disukai memberikan efek motivasi lebih tinggi dibanding musik yang asing atau tidak disukai.
Musik sebagai Alat Rutin Pribadi
Banyak atlet profesional menggunakan musik sebagai bagian dari ritual pra-latihan untuk menciptakan rutinitas psikologis yang stabil. Musik membantu mereka “masuk ke zona” — kondisi mental optimal untuk latihan atau pertandingan.
Beberapa atlet bahkan memiliki daftar lagu khusus untuk memicu kondisi mental tertentu, seperti:
-
Lagu untuk menenangkan diri sebelum latihan berat
-
Musik pembangkit semangat sebelum pertandingan
-
Nada tenang untuk pemulihan atau meditasi
Batasan dan Risiko
Meskipun musik memberi banyak manfaat, ada pula kondisi di mana penggunaan musik sebaiknya dibatasi:
-
Dalam latihan teknik tinggi, musik bisa mengganggu konsentrasi atau komunikasi dengan pelatih.
-
Pemakaian headphone saat latihan kelompok bisa mengurangi interaksi sosial atau koordinasi tim.
-
Volume terlalu keras dapat berdampak negatif terhadap pendengaran dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Riset menunjukkan bahwa musik memiliki pengaruh nyata terhadap efektivitas sesi latihan atlet. Dari peningkatan motivasi, pengurangan kelelahan, hingga peningkatan daya tahan, musik terbukti menjadi alat bantu latihan yang kuat. Dengan memilih jenis musik yang sesuai dan menggunakannya secara bijak, atlet bisa mengoptimalkan performa mereka dalam berbagai fase latihan.